Hidup dalam ruangan sempit kos-kosan dengan sirkulasi udara yang minim, karena ventilasi kamar yang telah di tutupi kertas-kertas bekas, mungkin itu fungsinya untuk mencegah debu jalanan masuk. Istimewa bahkan juga Isi saku celana dengan rupiah yang dimiliki hanya seadanya yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan primer seorang mahasiwa, yaitu makan dan jajan rokok di warung-warung pinggir jalan. Bagiku, berharap jadi orang berduit itu sungguh naif, ibarat berharap jadi cerdas tanpa belajar. Dalam kamar yang berserakan bersama sampah dan debu rokok, saya duduk berteman buku bacaan politik, sejarah dan sastra serta koleksi lama yang masih terbungkus plastik pabrik, belum terbuka karena belum kubaca, kususun rapi ibarat perpustakaan megah di dalam kamar. Yang tadi itu seputar kamar kusut bukan kamar mewah. Mari kita cerita sedikit soal diri yang terlanjur terikat dengan ruang yang lain. Pada waktu yang telah saya habiskan mungkin sekitar dua tahun, melakukan aktivitas kampus. Lalu k...